GUDANG ILMU thondynet

Rabu, 27 Juli 2011

INCOMING RAW MATERIAL (PENERIMAAN BARANG)

INCOMING MATERIAL (PENERIMAAN BARANG)

Penerimaan Barang adalah “Menerima fisik barang dari pabrik, prinsipal atau distributor yang disesuaikan dengan dokumen pemesanan dan pengiriman dan dalam kondisi yang sesuai dengan persyaratan penanganan barangnya”

Aktifitas penerimaan barang ini terdapat 3 point penting:
1.Fisik barang yang diterima
2.Dokumentasi
3.Cara penangananbarang

1. Fisik Barang Yang Diterima
Adalah bentuk fisik barang yang harus dapat dirasa, diraba atau dilihat langsung. Penerimaan yang bukan berupa fisik barang dapat menyebabkan perbedaan proses dan hasil yang akan dicapai. Pada umumnya hasilnya adalah negatif. Jika ada penerimaan tanpa harus menangani fisik barangnya, maka perlu dilakukan proses tambahan untuk memastikan keabsahan proses tsb.
•Prinsip penerimaan barang adalah menerima FISIK BARANG secara langsung. Bukan hanya DOKUMENnya saja.
•Secara fisik, barang dapat dilihat, diraba atau dirasa dan dapat dibandingkan dengan dokumen pengantaran.
•Pengecekan acak atau keseluruhan kondisi isi kemasan
•Tanggal Kadaluarsa barang, nomor batch
•Kuantitas barang VS dokumen

2.Dokumentasi
Dokumen pemesanan; barang diterima berdasarkan adanya dokumen yang mendasari berapa barang yang harus diterima, jenis barangnya apa dan untuk memastikan bahwa barang yang diterima adalah sama dengan barang yang dikirimkan.
•Dokumen adalah pendamping barang yang secara fisik dapat dibaca dan dicocokan dengan barang yang dikirimkan.
•Dokumen yang diperlukan minimal dokumen pengiriman (DN (Delivery Note), DO (Delivery Order), Packing List atau Surat Jalan).
•Akan lebih baik jika dokumen Pemesanan (PO-Purchase Order) dilampirkan juga.

3.Cara Penanganan Barang
Persyaratan penanganan; kondisi khusus yang harus disiapkan pada saat barang tsb diterima. Apakah perlu ditangani pada suhu/temperatur khusus atau perlu dilakukan penanganan khusus dikarenakan faktor beratnya, tingkat kesulitannya atau masalah lainnya.
•Tangani barang sesuai dengan siklus hidupnya
o Suhu
o Kadaluarsa
o Maksimal tumpukan
•Gunakan peralatan yang sesuai
o Pallet
o Drum
o Forklit
•Pahami aturan keselamatannya
o Kimia
o Racun
o Meledak

Secara umum dapat dinyatakan bahwa penerimaan barang merupakan aktifitas operasional gudang yang sangat penting karena merupakan awal dari penanganan barang.
Logika umum mengatakan bahwa penerimaan barang yang baik saja masih memungkinkan terjadinya kerusakan/kesalahan barang didalam gudang, terlebih jika pada saat penerimaan barang ditangani dengan cara yang tidak benar, dijamin kerusakan/kesalahan tsb pasti terjadi.
Tahapan Penerimaan Barang:
1. Masuk gudang.
2. Parkir dan antri.
3. Bongkar muat di loading dock.
4. Penyusunan barang bongkaran.
5. Pengecekan barang vs dokumen.
6. Pemasukan data kedalam system (GRN).
7. Legitimasi dokumen.
8. Keluar gudang.

MODAL SUKU BATAK TOBA MERAIH KEBERHASILAN


MODAL SUKU BATAK TOBA MERAIH KEBERHASILAN

Orang batak adalah suku kata yang memiliki makna dan arti tersendiri di kalangan orang luar. Orang Batak dipahami sebagai gambaran orang yang tidak mau kalah, orang yang terus berbicara dan bersuara keras, spontan , pemberani, reman uka minum tuak, suka main catur, suka main kartu, duduk-duduk di kedai kopi/warung, pandai main gitardan yang palin terkenal memiliki jiwa perantau.

Tetapi mereka dapat di pandang tersendiri sebagai orang-orang yang bisa berapresiasi, mulai dari seorang seniman, penyanyi yang memilik suara yang khas dan merdu, pengacara yang sukses dan terkenal, seorang guru yang handal di bidangnya, politikus memiliki posisi didaerah cabinet pemerintahan berada dalam deretan kepolisian dan jenderal berbintang.

Mungkin sebagian orang yang berada di luar komunitas batak banyak tidak menegetahui bahwa suku batak itu bukan hanya satu tapi terdiri dari beberapa sub suku lagi Diantaranya batak toba, batak karo, batak simalungun, batak pakpak, batak angkola, batak mandailing.

Memiliki kemampuan tersendiri dank has yang mengantarkan orang batak toba bisa duduk pada deretan teratas di tiap bidangnya. Bila dilihat kombinasi kedudukan orang batak toba tidak kalah dengan yang lainnya di berbagai bidang kehidupan. Mereka bisa duduk berbarengan denagan setiap orang yang memiliki keunggulan yang sama dan latar belakang yang berbeda-beda.

Didalam bidang pendidikan juga, banyak pelajar ataupun mahasiswa pada umumnya menunjukan tingkat keberhasilan belajar yang lebih tinggi daripada mahasiswa suku lain. Hal ini terbukti dari keberhasilan mereka menyelesaikan studi di tingkat pendidikan yang terendah hinga tertinggi. Mereka tidak hanya berusaha lulus, tetapi lulus dengan nilai terbaik.

UKURAN KEBERHASILAN

Bagi suku batak toba, jalan menuju tercapainya kekayaan dan kehormatan adalah melalui pendidikan anak. Suku batak toba meletakan pendidikan sebagai hal yang utama dalam kehidupan mereka yang dilandasi oleh nilai-nilai filsafat hidup orang batak toba, hagabeon :keturunan dalam jumlah dan kualitas nya terutama bagi anak-anak laki-laki, Hamoraon : kekayaan merupakan keberhasilan yang diukur dari aspek materi dan pengetahuan dan hasangapon : Kehormatan atau kedudukan sosial jabatan .

Ukuran kekayaan sangat sulit kita defenisikan. Begitu relatif, tergantung bagaimana kita memandingkannya dan memaknainya. Tidak mungkin ada ukuran absolute untuk menentukan sebuah keluarga atau orang apa kaya atau miskin. Dengan kerendahan hati(haserepon), maka kita dapat mendefenisikan secara absolute, apakah seseorang itu kaya atau miskin. Hal itu terbukti apabila kita dapat saling memberi dan membantu.

Ukuran kehormatan juga tidak selalu sejalan dengan posisi/jabatan seseorang didalam masyarakat atau lingkungannya. Kehormatan seseorang adalah hasil sebuah perjalanan yang panjang yang dibangun dan dibentuk sendiri oleh pengalaman berintreaksi dengan lingkungannya. Kehormatan seseorang adalah hasil dari sebuah perjalan panjang yang dibangun dan dibentuk sendiri oleh pengalaman berinteraksi daengan lingkungannya sebagai manifestasi dari system nilai yang di tunjukan oleh yang bersangkutan, seperti integritas kejujuran, positif thinking dan walk the talk.

Banyak contoh yang menunjukan orang-orang yang dihormatin dalam lingkungannya walapun jabatan/posisinya tidak tinggi/rendah, sebaliknya banyak juga orang yang sudah memiliki kedudukan/posisi/jabatan yang cukup terhormat, tetapi tidak dihormati didalam ruang lingkup linkungannya sendiri.

Demikian juga ukuran hagabeon (banyaknya dan lengkapnya keturunan). Banyak keturunan dan lengkapnya keturunan adalah salah satu cara untuk mecapai dua ukuran keberhasilan diaatas yaitu hamoraon dan hasangpon. Juga dengan adanya keturunan, diharapkan nama sesorang (maraga dari ayah)akan diabadikan melalui keturunan-ketrunan tersebut.

Nilai-nilai hagabeon, hamoraon, hasangapon ini pada hakekatnya mengandung prinsip menguasai, menjadi sumber tumbuhnya power motive dan munculnya achievement motive. Karena hanya dengan menunjukan prestasi orang akan memiliki pengaruh besar.

POLA PENDIDIKAN

Sama seperti suku lainnya yang ada di Indonesia memiliki prinsip banyak anak banyak rejeki (anakhon hi do hamoron di au). Dasar inilah yang membawa orang batak toba menghantarkan keturunannya atau anak-anaknya menjadi orang-orang yang handal.

Mulai saja dengan pola pendidikan yang penting bagi anak itu sendiri. Setiap orang tua memiliki peran dalam membangun pola pewarisan atau nilai-nilai yang memiliki investasi tersendiri untuk mendidik anak. Mulai dari pemberian doa, nasehat (poda), cara pengasuhan otoriter namaun demokratis, modeling dari orang tua dalam bentuk perilaku nyata atau cerita, memberikan bantuan berupa materi maupun non materi, member dukungan. Adanya saran dan pemberian penghargaan secara terbuka di lingkungan keluarga, gereja dan kelompok masyarakat atas keberhasilan yang diperoleh oleh anaknya.

Inilah cara yang dengan sendirinya memberikan dampak positive bagi anak untuk menjunjung tingii dan mengutamakan pendidikan.

Faktor-faktor lain yang berperan dalam berhasilan suku batak toba adalah ajaran agama, kondisi lingkungan sosial, peran orang tua. Khususnya peran ibu yang bersedia berkorban demi keberhasilan anak-anaknya, serta perasaan hosom (dendam), teal (sombong), elat(dengki) dan late (iri) yang membuat orang batak toba “TIDAK MAU KALAH” Jadi jangan heran jika orang batak harus menyekolahkan anaknya sampai keperguruan tinggi.

Seperti contoh diantara sekian banayak orang batak yang tinggal di perantauan banyak yang hanya bermodal onkos, sepasang baju dan tekad. Diperantauan mereka berjuang dari yang paling pahit seperti jual rokok, pedagang kaki lima, jual Koran, pegawai biasa

Walapun demikian merekatidak merasa malu karena menurut teori tidak ada yang langsung enak kecuali jika ayahnya seorang pengusaha atau pemegang jabatan. Orang batak sangat tekun dalam bekerja. Pekerjaan apapun itu akan dilakukan yang penting jujur itu modal utama. Kebanyakan dari yang pahit tadi menghasilkan buah yang manis karena keuletan, kesabaran dan mereka tidak pernah putus asa dalam mengerjakan sesuatu. Sehingga beberapa tahun kemudian bias membeli rumah, mobil atau yang lebih dahsyat lagi mereka bias sekolah lagi sampai jenjang S1,S2,S3 sehingga rejeki semakin nomplok dan inilah bukti bawa pendidikan sanagat penting apapun situasinya ada saja jalan jika mau berusaha.

PEMBELAJARAN

Belajar dari keberhasilan suku batak toba yang bersumber dari nilai-nilai yang di anut maka dalam upaya pembangunan bangsa perlu terlebih dahulu disepakati adanya values yang berlaku dan didambakan oleh bangsa Indonesia sebagai nilai-nilai yang menjadi sumber motivasi dalam meraih keberhasilan .

Pendidikan itu sangat penting untuk setiap individu. Karena pendidikan inilah yang akan membawa mereka berada dalam posisi atau pola kehidupan yang lebih baik dalam meraih cita-citanya .

Keberhasilan suku batak toba yang secara umum tidak didukung oleh kehidupan ekonomi yang mencukupi atau terbatas, namun gigih bekerja keras dan berjuang untuk menyelesaikan pendidikannya, merubah kehidupan dan meraih kesuksesan dan keberhasilan disetiap proses kehidupan . Hal ini dapat dijadikan “spirit” sekaligus “mode” untuk meraih keberhasilan di bidang pendidikan hingga yang tertinggi bagi setiap keluaga Indonesia dan bias jadi penuntun baru untuk setiap anak-anak Indonesia bahwa semua bias dicapai asalkan memiliki kemauan dal;am doa dan ketekuknan .

Senin, 18 Juli 2011

MEMBANGUN KARAKTER




MEMBANGUN KARAKTER
Para ekonom mengemukakan teori rational choice. Menurut teori ini, korupsi terjadi jika manfaat melakukan korupsi lebih besar di bandingkan risikonya. Karena itu korupsi bisa dikurangi dengan cara menurunkan manfaatnya dan memperbesar riaikonya..
Namun teori ini sangat mudah dipatahkan.Seperti yang dikemuknan maslow,kebutuhan manusia itu tak ada batasannyaOrang bukan hanya membutuhkan hal-hal pokok, tapi juga prestise dan harga diri. San seringkali ini dikaiktak dengan konsep memiliki banyak mungkin harta benda. Artinya semakin banyak memiliki semakin tinggi harga diri kita.

Argumen kedua mengenai peningkatan risiko korupsi memang valid. Namun efektivitasnya hanya bersifat tempoper.Sistem pengawasan hanya akan menciptakan shock terapby dan ketakutan sementara. Tapi jangan lupa, setiap sisitem selalu memiliki lubang-lubang yang cepat atau lambat pasti ditemukan. Orang selalu lebih lihai dan mampu mengakali sisitem itu.

Membangun sisitem memang merupakan keharusan tetapi ini adalah pengembangan SDM yang paling primitif. Orang mungkin tidak lagi melakukan korupsi, jadi ada perubahan perilaku.(behavioral change).Tapi sifatnya semu karena mental orang itu sendiri belum berubah. Mereka hanya takut hukumannya. Inilah efek pendekatan reward-punisment dari teori reinforcement.

Pendekatan seperti pendekatan Outside-in. Inilah ciri pendekatan hukumPendekatan SDM justru bersifat sebaliknya, yaitu Inside-out. Jadi kalaulah hukummembangun sistemnya, SDM membangun karakter manusianya. Pada dasarnya ini membangun sistm juga, tetapi system ini lebih kuat karena terinternalisasi dalam diri indivisu itu sendiri.

Pendekatan hukum dan SDM sebenarnya saling melengkapi, tapi kalau membicarakan korupsi orang langsung menuding kelemahan sisitem hukum sebagai penyebabnya.Jadi seolah-olah penyebab utamanya ada dalam siri kita sendiri. Inilah yang menjadi perhatian pendekatan SDM seperti disimpulkan Ahli Oliver Wendell Holmes” what lies behind us and what lies before us are tiny matter compared to what lies withbin us” Apa yang ada dalam diri kita inilah yang disebut dengan karakter.

Namun membangun karekter jelas bukan pekerjaan sederhana. Ia membutuhkan proses yang lama . Karakter adalah rangkaian kebiasaaan kita sendiri. “ sow a habit reap a character”, demikian kata pepatah. Kebiasaan itu sendiri seperti benang yang kita tenun setiap hari sehingga menjadi sulit untuk dihentikan. Mengubah kebiasaan dan membangun karaktr membutuhkan proses dan komitmen yang luar biasa.

Orang yang berkarakter adalah orang yang senantiasa digerakan oleh nilai-nilai kemanusian seperti integeritas, kerendahan hati, kesetiaan, pengendalian diri, keberanian , kesabaran, kerajinan, kesederhanandan sebagainya. Ini bedanya dengan orang yang tak berkarater yang hidupnya dikendalikan oleh kepentingnnya. Orang yang berkaraker tidak melakukan korupsi karena takut akan risikonya tapi semata-mata kerena tak ingin mengambil sesuatu yang bukan haknya.

Membangun karakter seharusnya menjadi agenda penting dala pembangunan di berbagai sector, tak terkecuali dalam bisnis. Bisnis yang benar adalah bisnis yang dilandasi oleh nilai-nilai yang luhur, dan untuk itu diperlukan manusia-manusia yang berkarakter yaitu orang-orang yang bukan hanya mampu dan kompeten dalam mengelola bisnis tetapi juga memiliki kejujuran, integritas, pengendalian diri dan sebagainya.

Sayangnya masih banyak bisnis yang lebih mengutamakan penampilan luar ketimbang karakter. Pelatihan-pelatihan yang di kembangkan dalam bisnis banyak yang memusatkan perhatian pada penampilan dan melatih teknik –teknik komunikasi, hubungan antar manusia, perundingan dan sebagainya. Hal-hal ini tetunya amat penting dalam berbisnis. Tapi memfokuskan diri pada teknik tandapa mendalami karakter akan menghasilkan kerugian jangka panjang. Salah satunya adalah karena pendekatan teknik memiliki kecendrungan manipulatif seperti menggunakan cara-cara tertentu untuk menarik perhatian karena menyajkan resep perubahan total dalam waktu singkat. Membangun karakter seringkali kurang terlihat kurang menarik karena membutuhkan waktu dan proses yang lebih panjang. Walaupun demikian dampak yang diihasilkannya bersifat lebih langgeng dan berjangka panjang.

Membangun karakter adalah kunci menyelesaikan berbagai persoalan mendasar di berbagai bidang. Inilah init pendekatan SDM yang membangun sisitem didalam manusianya sendiri (built-in). Saya teringat pada jargon”wasakat”(PENGAWASAN MELEKAT) yaitu pengawasan langsung terhadap bawahannya konsep ini terbukti tidak efektif dan sangat rawan dengan win-win collution.
Tapi sebenarnya PENGAWASAN MELEKAT yang sebenarnya adalah bagaimana setiap orang mengawasi dirinya sendiri agar tidak menyalahgunakan kekuasaan yang dimilikinya.

Selasa, 05 Juli 2011

TITRASI ASAM – BASA


TITRASI ASAM – BASA
Analisis kimia mencakup dua hal, yaitu :
(1) analisis kualitif : yaitu menentukan macam zat,dan
(2) analisis kuantitatif : yaitu menentukan banyaknya / kadar zat
Volumetri (Titrimetri)
Adalah suatu metode analisis kuantitatif menentukan kadar zat berdasarkan volumenya , dengan cara titrasi (penetesan / penambahan larutan ke dalam larutan lain
)
Titrasi Asam-Basa
Adalah penetuan kadar asam oleh basa atau sebaliknya

Peralatan Titrasi
Beberapa peralatan pokok titrasi antara lain adalah :
1. Labu titrasi
2. Pipiet volume
3. buret
4. labu takar
5. gelas piala/ bekerglas
6. gelas pengaduk, dll

Cara Meningkatkan Prestasi di Sekolah


10 Cara Meningkatkan Prestasi di Sekolah

1. Jadilah seorang pemimpin.
2. Mendengarkan penjelasan guru dengan baik.
3. Jangan malu untuk bertanya
4. Kerjakan selalu PRmu
5. Setiap pulang sekolah, selalu mengulang pelajaran yang tadi di ajarkan
6. Cukup istirahat.
7. Banyak berlatih pada pelajaran yang kurang di sukai.
8. Ikutilah kegiatan eskul yang kita sukai.
9. Cari seorang pembingbing yang baik dan menyenakan serta memotivasi.
10.Jangan suka mencontek.